Lowongan kerja Kompas PT Kompas Media Nusantara




Company Overview

SEJARAH KOMPAS

Harian KOMPAS pertama kali terbit pada tanggal 28 Juni 1965, yang dirintis oleh dua tokoh utamanya yakni PK Ojong dan Jakob Oetama. Sementara penerbit KOMPAS pada awalnya adalah Yayasan Bentara Rakyat, yang saat ini berganti nama menjadi PT KOMPAS MEDIA NUSANTARA.

Nama KOMPAS sendiri pada awalnya dipilih oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno, yang artinya “Penunjuk Arah”. Pada tahun-tahun awal perkembangannya, KOMPAS masih dicetak di percetakan lain sehingga sering terlambat sampai di tangan pembacanya. Baru kemudian pada tahun 1972,  KOMPAS mulai dicetak sendiri. Hingga saat ini, KOMPAS masih merupakan Koran harian dengan tingkat oplah tertinggi di seluruh Indonesia. KOMPAS terbit rata-rata 550.000 eksemplar per hari, dengan tingkat keterbacaan 1.850.000 per hari. Artinya, KOMPAS rata-rata dibaca oleh 1.850.000 orang per hari.

Sebagai Koran nasional, KOMPAS hadir hampir di seluruh propinsi di Indonesia. Dengan sumber daya wartawan yang berjumlah 266 orang (data per 1 Januari 2013), KOMPAS menyajikan berita dari wartawannya yang ditempatkan di berbagai kota di mulai dari Aceh hingga Merauke.
Sementara di luar negeri, KOMPAS khusus menempatkan seorang wartawan di Cairo untuk mengikuti situasi dan perkembangan di kawasan Timur Tengah. Ke depan, KOMPAS juga akan mengisi sejumlah tempat lagi seperti di Brussels, Washington, New York, Shanghai  dan Canberra.

Kedatangan yang menjadi salah satu faktor penting dari sebuah produk surat kabar, coba dipenuhi dengan cetak semakin pagi sehingga diharapkan KOMPAS bisa diterima di tangan pelanggan sebelum pukul 6.00 pagi.

Ini tak hanya untuk wilayah Jabodetabek. Dengan sistem cetak jarak jauh yang sudah dibangun di delapan kota (Bandung, Bawen-Jateng, Rungkut-Jatim, Bali, Medan, Palembang, Banjarmasin dan Makassar), KOMPAS bisa sampai di tangan pembaca sama pagi dengan yang diterima pembaca di Jakarta dan sekitarnya.

Kendati pembaca Kompas terbesar adalah orang-orang terdidik, KOMPAS tak melupakan kelompok pembaca muda dan bahkan anak-anak. Setiap pekan, KOMPAS menyediakan halaman khusus buat orang muda yang berusia 15-19 tahun, bahkan KOMPAS juga menyediakan halaman khusus anak.

Mulai 2009, KOMPAS juga meluncurkan rubrik baru yang diberi nama "Kompas Kita". Rubrik ini berisi tanya jawab antara seorang tokoh politik, olahragawan, atau selebritas lainnya, dengan para pembaca KOMPAS. Setiap Senin, KOMPAS membuat tulisan tematik, mengangkat isu-isu tertentu yang digarap secara lebih terencana dan terancang. Untuk isu-isu besar dan aktual, yang perlu pemaparan secara komprehensif, ada rubric "Fokus" yang terbit tiap Jumat. Pada hari yang sama, pembaca juga mendapatkan halaman khusus "Sport".

Pelibatan pembaca, dirasakan sangat penting, terutama untuk memberi masukan terhadap isi KOMPAS. Hal ini dibuktikan dengan KOMPAS yang saat ini mempunyai Forum Pembaca Kompas (FPK) di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogya, Surabaya dan Medan, dengan keanggotaan yang bergilir. Pertemuan berkala diadakan di kota-kota tersebut setiap tiga bulan. Di luar pertemuan, setiap hari anggota FPK menyampaikan masukannya melalui email atau telepon. Di tingkat yang lebih professional, ada Ombudsman yang mengkritisi isi KOMPAS. Anggota Ombudsman terdiri atas sejumlah pakar, setiap bulan bertemu dengan pimpinan dan para editor.

Sementara Litbang KOMPAS, secara berkala memonitor konten KOMPAS dan membandingkannya dengan beberapa surat kabar nasional. Litbang dan juga Pusat Informasi Kompas adalah unit penting yang menunjang kerja wartawan untuk bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang lengkap, akurat  dan terpercaya.
Desain dan perwajahan Kompas terus menerus diperbaiki. Seorang konsultan desain kelas dunia, Mario Garcia dari Amerika Serikat, tahun 2005 diminta mendadani wajah Kompas, sehingga KOMPAS tampil seperti yang sekarang. Konsep "visual thinking" merupakan isu utama dari konsep yang ditawarkan Mario Garcia. Gambar, infografik, ilutrasi, menjadi hal yang sangat penting dari keseluruhan wajah surat kabar. Seorang wartawan di lapangan, tak cukup hanya memikirkan isi berita yang akan dia tulis, tetapi wartawan sekaligus dituntut untuk membayangkan, visual seperti apa yang akan ditampilkan untuk memperkuat berita yang dia peroleh.

Bersamaan dengan perubahan wajah tersebut, diperkenalkan lembar khusus iklan yang diberi nama Klasika. Halaman ini memuat info-info hiburan seperti misalnya jadwal acara hari ini, iklan baris, info lowongan, jadwal bioskop, dan lain sebagainya.


VISI MISI
Menjadi agen perubahan dalam membangun komunitas Indonesia yang lebih harmonis, toleran, aman, dan sejahtera
dengan
Mempertahankan Kompas sebagai market leader secara nasional melalui optimalisasi sumber daya serta sinergi bersama mitra strategis

Values (5C)
• Caring
• Credible
• Competent
• Competitive
• Customer Delight

Why Join Us?

Harian Kompas yang diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara (awalnya Yayasan Bentara Rakyat), telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak 28 Juni 1965. Embrio Harian Kompas adalah majalah “Intisari” yang sudah lebih dulu ada pada tahun 1963. Nama “Kompas” merupakan pemberian Presiden I RI yakni (Alm.) Ir. Soekarno yang mengandung arti “penunjuk arah dan jalan”. Kedua pendirinya yakni, PK Ojong dan Jakob Oetama memiliki peran masing-masing dalam memberikan warna yang menjadi dasar falsafah perkembangan perusahaan ini di kemudian hari.

Motto Kompas adalah “Amanat Hati Nurani Rakyat” yang mengganggap bahwa rakyat adalah hukum tertinggi. Menghibur kamu papa dan mengingatkan kaum yang mapan. Dalam pemberitaannya, paling penting tentu menempatkan manusia dan kemanusiaan pada posisi sentral pemberitaan. Nilai-nilai yang menjadi acuan insan pers menyiratkan penghargaan pada martabat manusia, identitas, respek, otentitas individu dan pengakuan terhadap hak-hak individu guna mewujukan kebebasan pers. Berita dan karya surat kabar harus pula memenuhi unsur dapat dipercaya (objektif). Sejalan dengan Kompas yang dirintis dan dikembangkan bukanlah dengan tujuan semata-mata mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, apalagi dengan menghalalkan segala cara. Melainkan usaha ini dibentuk untuk membantu mencerdaskan kehidupan bangsa, membela yang tertindas, membuka lapangan kerja serta menjamin kesejahteraan karyawannya hingga masa tuanya.

Unsur kemanusiaan yang menjadi sentral pemberitaan juga turut memengaruhi budaya dalam perusahaan Kompas sendiri. Dengan demikian apabila kamu ingin berada dalam budaya kekeluargaan yang saling menghargai dan membantu serta tetap dapat menyalurkan jiwa petualangan kamu, kami mendorong kamu untuk melamar ke Kompas.

Kompas bagi karyawan adalah 'rumah' ke dua. Disini bukan hanya belajar soal pengetahuan, akan tetapi juga karakter. Selain itu keragaman usia, suku dan agama juga memungkinkan kamu belajar arti toleransi, dan kebhinekaan. Hal ini sesuai dengan prinsip pendiri kami Bpk. Jakob Oetama yang menginginkan Kompas sebagai bentuk dari Indonesia Mini.

Semuanya tentu memiliki satu tujuan, mencerdaskan kehidupan bangsa melalui informasi yang disajikan secara aktual, akurat dan kredibel. Ini yang membuat budaya kekeluargaan kami begitu erat. Semua adalah egaliter, bagi kami di Kompas, karakter adalah nomor satu karena pengetahuan selalu baru dan dapat dicari.


Industry:
Entertainment / Media
Website:
http://www.print.kompas.com
Telephone No.:
(021) 534-7710
Facebook Fan Page:
http://www.facebook.com/hariankompas
Co. Size:
501 - 1000 Employees
Working Hours:
Regular hours, Mondays-Fridays
Dress Code:
Casual (e.g. T-shirts)
Benefits:
Medical, Miscellaneous allowance, Education support, Loans, Dental, Sports (e.g. Gym), Parking, Pension, House Loan, Motorcycle Loan, Jamsostek, Annual Bonus, Performance Bonus
Spoken Language:
Bahasa Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar